Tuesday 27 November 2012

Wis Jan... Maridjan




"Si Mbah ditemukan telah berpulang dengan posisi bersujud di lambung Merapi..
Tak ingin kebawah walau dekat kawah..

keteguhan yang membawa serta derita para tetangga dan pewarta..
Tak bisa dimengerti walau mereka terbawa mati..
Sulit dicerna bahkan oleh mereka yang masih ada...

Sebenarnyalah itu suatu bentuk nyata pengabdian tinggi, menjunjung langit memeluk Bumi..
"
...........................................................




Teman-Teman,
Si Mbah telah tiada, Perhelatan terakhir telah di jalaninya dengan baik.

Si Mbah memenuhi janjinya.

Janji pada diri sendiri,
Janji pada junjungannya sang raja jawa
Janji pada lingkungan dan alam semesta
Serta pada yang maha kuasa.

Janji pada diri sendiri untuk mengabdi pada negeri ini, dijalani dengan rajin dan tekun sampai usia Delapan Tiga, disaat manusia kini hanya mau bekerja seadanya hingga usia Empat Tiga.

Perintah raja jawa untuk pergi dari lokasi, saat letusan hampir terjadi, ditaati sesuai janji.
Walau hanya jasad di kantung mati, tetapi dia tetap kembali, sebagai juru kunci...
Sebagai jasad manusia terakhir yang pergi.

Memang hanya badan, jasad...
karena ternyata nyawanya, jiwanya, untuk melunasi janji dengan Merapi.

Janji pada Merapi adalah janji mati
Karena merasa bahwa Yang Esa melalui Merapi telah memberinya segala rejeki .....
Segala yang mengalir di urat nadi
Segala yang membentuk hati
Adalah melalui Merapi


Merapi Tak Pernah Ingkar Menagih Janji
dia datang lagi, dalam upacara agung...
Si Mbah, laki laki sejati, tidak lari.
Disambutnya nafas yang menggulung...
Membawa jiwa perkasa pergi

Sujudnya terakhirnya bermakna ganda.
Pelukan dan kecupan atas kecintaan tanah pusaka
Serta,
Kepasrahan dan pujian atas keagungan Yang Kuasa

Sungguh Luar Biasa..............

Si Mbah membayar semua sekaligus, tuntas...lunas.

Salam,

/Wednesday, 27 October 2010

(Kenangan Mbah Maridjan, yang jasadnya dimakamkan hari ini, hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2010)

No comments:

Post a Comment